Tabligh Akbar Islamiyah Balikpapan April 2012 Bersama Ust. Abdullah Taslim

Hadirilah
Tabligh Akbar Islamiyah.
– Terbuka untuk Umum –
“Hikmah dalam Berdakwah”
(Perbedaan Antara Nasihat dan Celaan)
bersama
Ustadz Abdullah Taslim, MA
(Magister Hadits Universitas  Islam Madinah Saudi Arabia KSA)
Insya Allah akan diselenggarakan pada:
Hari: Ahad, 22 April 2012
Pukul: 08.00 s.d. Dzuhur (dilanjutkan sesi tanya jawab ba’da Ashar)
Tempat: Masjid Istiqlal Pertamina Balikpapan
Alamat: Jalan Bongas No. 1A Panorama (samping Stadion Persiba)
Hadiri pula kajian beliau dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
**
Hari: Jum’at, 20 April 2012
Tempat: Masjid Istiqamah Balikpapan
Waktu: Ba’da sholat Maghrib
Materi: “Hubungan Keikhlasan dalam Keberhasilan Menuntut Ilmu”
**
**
Hari: Sabtu, 21 April 2012
Tempat: Masjid Istiqlal Balikpapan
Waktu: Ba’da shalat Subuh
Materi: Beberapa Contoh Talbis Iblis
Pukul: 09.00 – 10.00 (Khusus Muslimah)
Materi: Wanita Ahli Surga, Saudariku Inilah Kemuliaanmu

Waktu: Ba’da Sholat Maghrib
Materi: Islam Itu Al-Qur’an dan As-Sunnah, Bukan yang Lain

 **
Keterangan:
– Bingkisan menarik bagi peserta terbaik
– Harap datang tepat waktu

Penyelenggara
Forum Remaja Muslim Balikpapan (FORMIB)
DKM Masjid Istiqlal Pertamina Balikpapan

Informasi:
085247077334 (FORMIB) / 081952505875 (akh. Roiful Hadits)

Tabligh Akbar Samarinda Januari 2012

HADIRILAH!!!
Terbuka untuk UMUM Ikhwan dan Akhwat
Tabligh Akbar Kajian Islam
Bersama: Ust. Ainur Rofiq Gufron, Lc (Pimpinan Ponpes Al-Furqon Gresik Jatim). Beliau juga penasehat majalah islam Al-Furqon dan Al-Mawaddah.
Hari : Sabtu, tanggal 21 januari 2012 | 26 Safar 1433 H
Tempat : Masjid Al-Ma’ruf depan Mall Lembuswana Samarinda
Jam : 09.00 s/d 12.00 WITA
Masjid Al-Ma'ruf Samarinda
dan
Masjid Al-Mansyur
Jl. Dato Iba Sei Keledang Samarinda Seberang.
Jam : Ba’da magrib.
CP. Hendrana 081520903330

Disebarluaskan : www.kajiansalaf.com
Baarakallahu fiikum, Jazakumullahu khairan atas kunjungannya dan Semoga bermanfaat.

sumber : disini

Daurah Sangatta KUTIM mei 2011

HADIRILAH!!! (terbuka untuk umum iIKHWAN dan AKHWAT)

TABLIGH AKBAR SANGATTA KUTAI TIMUR

Bersama: Al-Ustadz Zainal Abidin, Lc dari Jakarta

Hari : Jum’at s/d Ahad

Tanggal : 6 – 8 Mei 2011


TEMA DAN AGENDA:

  • Hakekat dan Hak-Hak Persaudaraan Islam
    Tempat : Masjid Al-Muroqobah, Jl. P. Antasari Sangatta KUTIM
    Waktu : Ba’da Magrib
  • Indahnya Surga
    Tempat : Masjid Baiturrahman, Panorama Sangatta KUTIM
    Waktu : Jam 09.00 WITA – 12.00 WITA
  • Rintangan Setelah Kematian
    Tempat : Masjid Baiturrahman, Panorama Sangatta KUTIM
    Waktu : Jam 09.00 WITA – 12.00 WITA

CP. Abu Ali 0813 2825 0903; Abu Ammar 0853 4510 5143, Abu Hudhaifah 0813 4633 3996

PENYELENGGARA: YAYASAN DAKWAH ISLAM IMAM SYAFII SANGATTA

BEKERJASAMA: DKM MASJID BAITURAHMAN  dan DKM MASJID AL-MUROQOBAH

Download Pamflet : Tabligh Akbar Sangatta Mei 2011

Sumber: kajiansalaf.com

Daurah Ahlussunnah Samarinda

Bismillah…

Insya Allah akan diadakan Daurah – Tabligh Akbar Samarinda selama 2 Hari
di Kota Samarinda (KALTIM)

Pemateri al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi
(Pengasuh Ma’had Al-Furqon Gresik Jawa Timur).

Hari : Sabtu dan ahad, 15-16 januari 2010
Jam : 08.30 – 12.00 WITA
Tempat : Masjid Al-Maruf Vorfoo

Info lebih lengkap bisa dilihat di pamflet

Dzikir PAGI PETANG

Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya  Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah. 

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun:9) Read more of this post

Dauroh Bedah Buku Bontang Kaltim 2010

Alhamdulillah. Forum Kajian Islam Intensif kembali mengadakan kajian umum dengan tema Bedah Buku Bersama Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary dan Ustadzah Ummu Ihsan Al-Atsary. Read more of this post

Download Audio: Dauroh Du’at Solo 2010 bersama Lima Ustadz Ahlus Sunnah

Alhamdulillah, pelaksanaan kajian ini berjalan dengan lancar dan diikuti oleh ribuan kaum muslimin dari berbagai kota : Jakarta, Bandung, Madiun, Semarang, Pati, Salatiga, Jogja dan sekitar Wilayah Solo. Dan juga para peserta sangat bersemangat dalam mengikuti kajian yang cukup panjang dan melelahkan ini, walaupun materi kitab belum selesai namun faidah yang sangat banyak dirasakan oleh para peserta yang hadir. Read more of this post

Tak Terasa Dosa Kecil Pun Kian Membesar

Seperti kita ketahui bersama bahwa dosa itu terbagi menjadi dua yaitu dosa besar dan dosa kecil. Namun perlu diketahui bahwa dosa kecil sebenarnya bisa menjadi besar, jika dilakukan karena sebab-sebab berikut. Kita perlu mengetahui hal ini agar kita tidak menganggap remeh suatu dosa.

ombak-dosa

Pertama: Dosa kecil tersebut sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan terus menerus.

Terdapat sebuah hadits yang maknanya shahih (benar), namun didhoifkan (dilemahkan) oleh para ulama pakar hadits,

لاَ كَبِيْرَةَ مَعَ الاِسْتِغْفَارِ وَ لاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الإِصْرَارِ

“Tidak ada dosa besar jika dihapus dengan istighfar (meminta ampun pada Allah) dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus.”[1]

Kalau dosa besar sudah ditaubati, maka janganlah diikuti dengan dosa lainnya yang semisal, begitu pula janganlah diteruskan dengan dosa-dosa kecil.

Kedua: Dosa bisa dianggap besar di sisi Allah jika seorang hamba menganggap remeh dosa tersebut. Oleh karenanya, jika seorang hamba menganggap besar suatu dosa, maka dosa itu akan kecil di sisi Allah. Sedangkan jika seorang hamba menggaggap kecil (remeh) suatu dosa, maka dosa itu akan dianggap besar di sisi Allah. Dari sinilah jika seseorang mengganggap besar suatu dosa, maka ia akan segera lari dari dosa dan betul-betul membencinya.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

“Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.”[2]

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ ، إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُوبِقَاتِ

“Sesungguhnya kalian mengerjakan amalan (dosa) di hadapan mata kalian tipis seperti rambut, namun kami (para sahabat) yang hidup di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap dosa semacam itu seperti dosa besar.”[3]

Bilal bin Sa’ad rahimahullah mengatakan, “Janganlah engkau melihat kecilnya suatu dosa, namun hendaklah engkau melihat siapa yang engkau durhakai.”

Ketiga: Memamerkan suatu dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ أُمَّتِى مُعَافَاةٌ إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنَ الإِجْهَارِ أَنْ يَعْمَلَ الْعَبْدُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحُ قَدْ سَتَرَهُ رَبُّهُ فَيَقُولُ يَا فُلاَنُ قَدْ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ فَيَبِيتُ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang melakukan jahr. Di antara bentuk melakukan jahr adalah seseorang di malam hari melakukan maksiat, namun di pagi harinya –padahal telah Allah tutupi-, ia sendiri yang bercerita, “Wahai fulan, aku semalam telah melakukan maksiat ini dan itu.” Padahal semalam Allah telah tutupi maksiat yang ia lakukan, namun di pagi harinya ia sendiri yang membuka ‘aib-‘aibnya yang telah Allah tutup.”[4]

Keempat: Dosa tersebut dilakukan oleh seorang alim yang dia menjadi panutan bagi yang lain.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun.”[5]

Sehingga bagi seorang alim yang menjadi panutan lainnya, hendaknya ia: [1] meninggalkan dosa dan [2] menyembunyikan dosa jika ia terlanjur melakukannya.

Sebagaimana dosa seorang alim bisa berlipat-lipat jika ada yang mengikuti melakukan dosa tersebut, maka begitu pula dengan kebaikan yang ia lakukan. Jika kebaikan tersebut diikuti orang lain, maka pahalamu akan semakin berlipat untuknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh.”[6]

Semoga Allah selalu memudahkan kita untuk melaksanakan kebaikan dan menghindarkan kita dari setiap dosa. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.

Disarikan dari penjelasan Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah dalam kitab Mukhtashor Minhajul Qoshidin, hal. 242, terbitan Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, 1426 H

Terinspirasi di saat Allah menurunkan berkah air dari langit di Pangukan-Sleman, 10 Rabi’ul Akhir 1431 H, 25/03/2010

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com

[1] Dhoiful Jaami’ no. 6308. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab dengan sanad lainnya dari Ibnu ‘Abbas namun mauquf (perkataan Ibnu ‘Abbas), periwayatnya tsiqoh (terpercaya). Riwayat ini pun munqothi’ (terputus) antara Qois bin Sa’ad (dia orang Mekkah), ia katakan bahwa Ibnu ‘Abbas berkata.

[2] Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6308.

[3] Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6492.

[4] HR. Bukhari no. 6069 dan Muslim no. 2990, dari Abu Hurairah.

[5] HR. Muslim no. 1017

[6] Idem.